REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Guspiabri Sumiwegono mengatakan, calon kepala daerah melalui jalur calon perseorangan adalah figur pemimpin individual atau one man show. Karena menurutnya, pemimpin individual tidak membangun sistem dan tidak terbiasa dengan semangat kolektif kolegial masyarakat.
Calon independen, kata dia, akan mengembangkan kultus individu pada seorang figur. "Ini juga salah satu bentuk penyakit demokrasi yang merusak disamping melembagakan oportunisme dan pragmatisme politik," katanya, saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (18/3).
Guspiabri mengatakan, masyarakat awam juga harus teliti dan berhati-hati terhadap hadirnya monster politik yang bersembunyi di belakang calon-calon perseorangan yang biasanya berlabel relawan. Beberapa grup relawan hanyalah kedok sebuah kelompok kepentingan yang perilaku politiknya sama dengan kelompok kepentingan lainnya dalam sistem politik.
"Mereka juga transaksional," katanya.
Guspiabri mengatakan, ini terbukti dengan akomodasi politik yang diberikan pada kelompok relawan Joko Widodo. Di samping ada pos di Kabinet, banyak juga yang menjadi komisaris BUMN bergaji ratusan juta rupiah. "Data lengkapnya ada di Menteri BUMN," katanya.
Menurut Guspiabri, akomodasi itu bahkan sampai tingkat pembuatan badan baru pemerintah. Seperti Badan Ekonomi Kreatif yang dijejali unsur relawan. "Kinerjanya? Banyak kalangan menilai Bekraf bukan lembaga yang patut dipuji kinerjanya," katanya.