REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Warga Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengevakuasi lima ekor harimau sumatera (phantera tigris sumatrae) yang berkeliaran di lahan perkebunan kelapa sawit milik PT Agrecinal.
"Warga sudah melaporkan keberadaan harimau sumatera di kebun sawit PT Agrecinal kepada BKSDA Bengkulu. Warga minta BKSDA mengevakuasi harimau tersebut agar tidak menganggu masyarakat," kata warga Kecamatan Ipuh, Evi, saat dihubungi dari Mukomuko, Jumat.
Ia mengatakan, warga pertama kali menemukan harimau sumatera itu pada tanggal 10 Maret 2015 di perkebunan kelapa sawit PT Agrecinal tepatnya di tepi Sungai Teramang Desa Tunggang, Kecamatan Pondok Suguh.
Saat pertama kali ditemukan, katanya, sepasang induk harimau sumatera baru saja selesai melahirkan tiga ekor anaknya di kebun kelapa sawit milik perusahaan perkebunan tersebut.
"Lima ekor harimau itu, yakni dua ekor induknya dan tiga ekor anak harimau," ujarnya.
"Pada saat itu warga belum berani melaporkan hasil temuannya itu. Pada hari berikutnya warga baru berani melaporkan temuannya kepada Kepala BKSDA Resor Mukomuko Rasidin," ujarnya.
Berdasarkan laporkan warga tersebut, katanya, ditindaklanjuti oleh pihak BKSDA Resor daerah ini ke BKSDA Bengkulu.
BKSDA Bengkulu menjadwalkan mengevakuasi lima ekor harimau sumatera di perkebunan kelapa PT Agrecilnal pada Sabtu (19/3).
Untuk sementara ini, katanya, tidak ada warga terutama buruh harian lepas PT Agrecinal yang berani masuk ke lahan perkebunan kelapa sawit perusahaan tersebut.