REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemilik maskapai penerbangan Virgin Atlantic, Richard Branson meminta maaf atas kejadian pelecehan secara verbal yang menimpa salah satu penumpang. Branson menyesali kejadian tersebut dan berjanji akan melakukan investigasi lebih lanjut.
"Saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya atas kejadian yang terjadi dalam penerbangan VS250. Kami tidak akan memberikan toleransi kepada siapapun yang melakukan tindakan pelecehan dan kami akan segera melakukan investigasi," kata Branson dalam akun Twitter-nya, Sabtu (19/3).
Seorang wanita asal Cina mengalami pelecehan secara verbal saat menaiki pesawat Virgin Atlantic dengan nomor penerbangan VS250 dari London menuju Shanghai. Wanita yang bernama Liu Wei tersebut, mengaku telah menerima pelecehan secara verbal dan mengandung unsur rasisme dari salah satu penumpang di pesawat tersebut. Kemudian, keduanya terlibat adu mulut dan sempat ditenangkan oleh kru kabin.
Wei mengaku tidak nyaman dalam perjalanan 11 jam. Menurutnya, penerbangan tersebut merupakan yang paling mengerikan sepanjang hidupnya. Dia sempat meminta pindah tempat duduk, namun tidak diberikan oleh kru kabin karena pesawatnya penuh.
"Selama 11 jam saya tidak bisa tidur, karena takut pria itu akan menyerang saya lagi secara verbal," kata Wei dilansir Daily Mail.
Wei baru saja menghabiskan waktu sepuluh hari untuk melakukan travelling ke Inggris. Setelah kejadian tersebut, dia mengaku tidak ingin kembali lagi ke Inggris.