WASHINGTON -- Amerika Serikat dan Filipina telah menyepakati lima lokasi di Filipina untuk menjadi pangkalan militer AS dalam membantu Filipina melawat Cina untuk merebut kawasan Laut Cina Selatan. Sejumlah uang dan fasilitas militer diglontorkan oleh Amerika untuk Filipina.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika, Daniel Russel membenarkan hal tersebut. Langkah ini dinilai sebagai hubungan diplomatis antara Filipina dan Amerika yang semakin kuat. Hal senada juga diutarakan oleh Deputi Asisten Menteri Pertahanan Amy Searight.
Amy Searight mengatakan, kesepakatan itu dicapai berdasarkan perjanjian Enhanced Kerja Sama Pertahanan (EDCA) yang ditandatangani tahun lalu. Perjanjian itu memberi peluang Washington meningkatkan kehadiran militer di bekas koloni melalui rotasi kapal dan pesawat untuk operasi keamanan kemanusiaan dan maritim.
"Pentagon telah memberitahu Kongres AS dari niatnya untuk memberikan 50 juta dolar untuk membantu membangun keamanan maritim di kawasan itu dan Filipina akan mendapatkan bagian terbesar," kata Searight, Sabtu (19/3).
Dilansir dari Reuters, dana tersebut nantinya akan diperuntukan membangun pangkalan, meningkatkan radar dan alat pemantauan lainnya. Selain itu, Amerika juga akan memasok angkatan bersenjata Filipina.
Ia mengatakan, bantuan ini penting menjelang putusan Laut Cina Selatan di Mahkamah Abritase Internasional, Den Hag. Putusan tersebut rencananya akan digelar pada akhir Mei mendatang. Hal ini sangat menentukan, mengingat zona ekslusi tersebut merupakan salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia.