Ahad 20 Mar 2016 22:15 WIB

Ketum Golkar yang Baru Nanti Harus Miliki Desentralisasi Kewenangan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Karta Raharja Ucu
Tuntutan Munaslub Golkar
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Tuntutan Munaslub Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon ketua umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto mengatakan salah satu jaminan penting ketum Golkar adalah bisa membuat desentralisasi kewenangan.

Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri. Airlangga mengatakan, desentralisasi kewenangan merupakan langkah bijak yang harus dimiliki ketum Golkar kelak.

Desentralisasi terutama menyangkut penentuan calon kepala daerah seperti bupati, wali kota dan gubernur ke pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I (propinsi) dan DPD tingkat II (kabupaten/kota). "Saya akan serahkan ke DPD I maupun DPD II. Karena yang punya wilayah mereka. Yang dekat dengan rakyat juga mereka," kata Airlangga di Jakarta, Ahad (20/3).

Ke depannya, kata dia, penentuan kebijakan tidak bisa lagi harus dari DPP Golkar. Apa yang terkait daerah harus diserahkan ke pengurus daerah. Masalah penentuan calon kepala daerah maupun calon anggota legislatif daerah harus menjadi kewenangan daerah.

"Pimpinan pusat hanya memonitor saja. DPP hanya merestui dan mengikuti apa yang sudah diputuskan di daerah. Bukan ditolak, apalagi membuat kebijakan berbeda dari yang sudah ditetapkan di daerah," tutur anggota Komisi IX DPR ini.

Menurut dia, penentuan jabatan publik di daerah, keputusannya didominasi oleh daerah. Pimpinan pusat hanya meng-endorse. Atau kalau ada deadlock di daerah, baru DPP akan mengambil peranan.

Airlangga menilai Golkar kedepan harus bisa mejadi wadah berkumpul generasi Y. Pasalnya, perkembangan dunia, termasuk partai politik (parpol) ke depan sangat dipengaruhi oleh generasi tersebut.

"Generasi baru yang sering disebut generasi Y, perlu diwadahi dalam partai politik," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, generasi Y adalah para anak muda yang lahir pada 1980-an. Generasi ini biasa disebut generasi millenium yang muncul setelah Generasi X. Generasi ini dicirikan menguasai dunia media sosial (medsos), anti kemapanan dan status quo, dan selalu menginginkan ada hal baru atau perubahan. Generasi ini sangat menghormati egaliterian serta menguasai teknologi.

bagi dia, sasaran untuk mengingkatkan suara Golkar kedepan adalah dengan menampung dan memberdayakan para generasi Y tersebut. Komunikasi dalam medsos dibuka seluas-luasnya dan menjadi bagian dari infrastruktur komunikasi partai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement