Senin 21 Mar 2016 11:48 WIB

Kapolri: Helikopter TNI Jatuh Bukan Karena Serangan Teroris

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Esthi Maharani
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (tengah)
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat TNI-AD, Ahad (20/3) jatuh sekitar pukul 17.30 WITA di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah diduga cuaca buruk. Sebanyak 13 prajurit TNI AD gugur dalam peristiwa tersebut.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memastikan jatuhnya pesawat tersebut bukan karena serangan kelompok teroris. Meskipun Poso dikenal sebagai sarang dari kelompok teroris Santoso.

"Kalau serangan dipastikan tidak ada. Karena itu bukan daerah rawan, tapi pemukiman dekat bandara," ujar Badrodin, di Rupatama Mabes Polri, Senin (21/3).

Untuk sementara, kata Badrodin, faktor cuaca buruk menjadi penyebab jatuhnya helikopter. Meski begitu, investigasi masih terus dilakukan.

(Baca juga: Jokowi: Prajurit yang Gugur, Jalankan Tugas Negara)

Seperti diketahui, ke 13 prajurit TNI-AD tersebut tergabung dalam operasi Tinombala 2016 dengan sasaran Santoso dan anggotanya. Helikopter tersebut ditumpangi oleh Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saiful Anwar, Kapenrem Mayor Faki, Kapten Yanto (Dokter), Kolonel Heri dan Kol Ontang (BIN), dan Prada Kiky (Ajudan Danrem).

Kemudian, Kapten Agung (Pilot), Lettu Wiradhy (co-pilot), Lettu Tito (co-pilot), Sertu Bagus (Mekanik), Serda Karmin (mekanik), Pratu Bangkit (avianik).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement