REPUBLIKA.CO.ID, Afrika -- Seorang ahli virus asal Uganda, Julius Lutwama telah meneliti berbagai macam virus nyamuk, termasuk Zika selama 31 tahun. Namun dirinya percaya jika virus Zika, tidak mungkin menjadi ancaman bagi orang-orang yang bermukim di sekitar Hutan Zika karena mereka memiliki kekebalan terhadap virus tersebut.
"Mungkin ada beberapa jenis kekebalan," kata Lutwama kepada Reuters dalam sebuah wawancara, Selasa (22/3).
Namun Julius menuturkan belum pernah ada tes untuk memastikan hal tersebut. Karena Afrika memiliki begitu banyak penyakit yang berhubungan dengan Zika. Sehingga mungkin memberikan semacam kekebalan terhadap tubuh orang Afrika.
Dia mengisyaratkan virus yang sama seperti dengue, West Nile dan demam kuning. Sebuah virus yang telah mendera wilayah tersebut selama bertahun-tahun.
Zika pertamakali ditemukan pada monyet rhesus oleh dua orang Skotlandia. Mereka adalah Ahli Virus George Dick dan Entomologi Alexander Haddow. Saat itu mereka sedang meneliti demam kuning di Hutan Zika pada tahun 1947.
Sementara itu, warga lokal di tepian danau Victoria, Uganda, tidak merasa gentar dengan peringatan darurat kesehatan global akan munculnya wabah Zika.
"Zika itu saya belum pernah mendengarnya? Apa jenis penyakit?," kata seorang pengendara ojek yang tinggal di dekat hutan, Julius Makumbi (38).
Memang sulit dimengerti, karena mungkin hutan ini menjadi tempat kelahiran virus Zika hampir 70 tahun lalu. Namun tidak pernah ada catatan yang menyebutkan bahwa keberadaan virus ini menyebabkan masalah kesehatan di daerah tempatnya lahir.