REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Ketua Delegasi Pemerintah Suriah mengatakan nasib Presiden Bashar al-Assad tak akan dibahas dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang Suriah. Bashar Ja'afari memperingatkan tak adanya kemajuan dalam pembicaraan bisa mengancam rapuhnya upaya penghentian konflik.
Delegasi Damaskus itu mengatakan, masa depan Assad tak ada hubungannya dengan negosiasi. Ia bersikeras upaya anti-terorisme tetap menjadi prioritas bagi pemerintah.
"Referensi pembicaraan kami tak memberikan indikasi apapun terkait isu Presiden Republik Arab Suriah. Ini sesuatu yang sudah dipisahkan," katanya.
Sementara Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura menggambarkan transisi politik Suriah sebagai 'ibu dari semua masalah'. Menurutnya, penolakan delegasi pemerintah membahas masalah itu menyebabkan memburuknya situasi di Suriah.
"Semua orang lebih atau kurang setuju, penghentian permusuhan masih menjadi masalah. Begitu pula dengan gerakan bantuan kemanusian. Tapi keduanya tak dapat diselesaikan jika tak menemukan kemajuan pada transisi politik," kata de Mistura.