Selasa 22 Mar 2016 11:00 WIB

Grab Imbau Pengemudinya tak Terprovokasi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Demonstran tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan aksi unjuk rasa saat melintas di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Demonstran tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) melakukan aksi unjuk rasa saat melintas di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Perusahaan aplikasi pemesanan transportasi online Grab Indonesia mengeluarkan imbauan kepada para penumpang dan pengemudi seluruh layanan Grab. Perusahaan meminta baik penumpang dan pengemudi agar tetap berhati-hati mengingat aksi demonstrasi terjadi di beberapa titik Ibu Kota.

"Kami mengimbau seluruh penumpang dan mitra pengemudi untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis," tulis Grab Indonesia dalam akun Twitter-nya, Selasa (22/3).

Perusahaan juga menyarankan agar penumpang dan pengemudi untuk sementara menghindari area-area demonstrasi seperti kawasan Thamrin, Semanggi, Palmerah, Senayan dan Medan Merdeka. Sebab, aksi unjuk rasa yang digelar di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Balai Kota DKI Jakarta, dan gedung DPR telah melumpuhkan lalu lintas di beberapa lokasi.

"Pantau terus informasi dan pekembangan terakhir. Pastikan keamanan dan keselamatan keluarga dan teman-teman terdekat," tulis Grab.

Ribuan taksi menggelar aksi demo menolak angkutan daring yang dinilai ilegal. Pendemo menuntut pemerintah untuk memberi tindakan tegas dengan membekukan operasional angkutan umum yang menggunakan mobil berpelat hitam. Mereka menilai operasional kendaraan itu melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement