REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI seluruh Indonesia telah menggelar pertemuan dengan pengurus PSSI pusat di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (21/3) malam WIB. Dalam pertemuan tersebut, Asprov PSSI dan PSSI pusat membuat kesepakatan terkait kisruh sepak bola nasional.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam lima butir deklarasi. Salah satunya tetap mendukung La Nyalla Mattalliti yang terbelit hukum sebagai ketua umum PSSI.
Pertemuan yang berlangsung lebih tiga jam itu dihadiri oleh seluruh Asprov kecuali Yogyakarta. Sementara dari pihak PSSI dihadiri oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Azwan Karim serta beberapa anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, di antaranya, Erwin D Budiawan, Djamal Aziz, dan Gusti Randa.
Selain Asprov dan pengurus PSSI, pertemuan itu juga dihadiri oleh Ketua Komite Ad-Hoc Reformasi Sepak Bola Indonesia bentukan FIFA Agum Gumelar.
"Saya kira deklarasi ini sebagai bukti jika mereka (Asprov) memiliki sikap yang sama," kata Agum sesaat setelah pertemuan tersebut.
Berikut lima butir deklarasi Asprov PSS dan pengurus PSSI pusat:
1. Menjunjung tinggi kedaulatan organisasi PSSI sebagai lembaga mandiri untuk mengatur, mengembangkan dan menjalankan kegiatan sepakbola nasional di tanah air.
2. Menjaga harkat dan martabat sepakbola serta marwah organisasi PSSI dari gangguan internal maupun eksternal yang dapat merugikan organisasi.
3. Menjalankan dan menaati Statuta PSSI sebagai pedoman menjalankan roda organisasi sepakbola nasional.
4. Menjalankan keputusan organisasi hasil Kongres Luar Biasa 18 April 2015 di Surabaya yang telah memilih secara sah Komite Eksekutif PSSI masa bakti 2015-2019.
5. Menolak segala bentuk upaya pengambilalihan dan penggantian kepengurusan PSSI melalui cara-cara inkonstitusional yang melanggar Statuta PSSI.