Selasa 22 Mar 2016 15:43 WIB

IPW: Polisi tak Dapat Kendalikan Demo Pengemudi Taksi

Rep: Puti Almas/ Red: Bayu Hermawan
Sebuah taksi dirusak oleh para pengemudi ojek daring di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (22/3).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Sebuah taksi dirusak oleh para pengemudi ojek daring di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan sopir taksi serta angkutan umum lainnya melakukan aksi unjuk rasa menolak beroperasinya transportasi daring, Selasa (22/3) hari ini.

Demo dilakukan di sejumlah titik di Ibu Kota, seperti Jalan Gatot Subroto, Senayan, serta di depan Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Bahkan, aksi ini juga diwarnai dengan bentrokan yang mengakibatkan kemacetan.

Indonesia Police Watch (IPW) menilai, penanganan aksi demo para pengemudi taksi dan angkutan umum yang terjadi di Jakarta hari ini tidak sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP). Hal ini, menurut organisasi tersebut, tidaklah sama dengan adanya unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa.

"Biasanya, polisi menghadapi aksi demo dengan peralatan superlengkap, mulai dari hadirnya pasukan antihuru-hara, pasukan gas air mata, hingga water canon sehingga mudah bagi mereka menghalau aksi bentrokan," tulis keterangan pers dari IPW yang diterima pada Selasa (22/3) ini.

Padahal, dalam demonstrasi ini, terjadi sejumlah aksi anarkistis, seperti pemblokiran jalan serta aksi sweeping. Belum lagi, bentrokan antara pengemudi taksi dan angkutan umum dengan massa lainnya di berbagai tempat.

"IPW berharap penanganan aksi demo seperti siang ini bisa dievaluasi dan diatasi dengan baik. Polisi harus patuh dengan SOP untuk menghindarkan hal-hal tak diinginkan, seperti aksi anarkis," ujar IPW.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement