REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Seiring dengan buntunya pembicaraan damai Suriah, pemimpin gerakan Hizbullah, Senin (21/3) bersumpah akan terus berjuang bersama rezim presiden Suriah Bashar al-Assad sampai kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikalahkan.
Seperti dikutip laman AFP, Selasa (22/3), Hizbullah pertama kali mengumumkan berjuang bersama pasukan Assad pada 2013. Sejak saat itu Hizbullah mengirim ribuan anggotanya untuk melawan pemberontak Suriah yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
Dukungan ini dinilai penting untuk menjaga rezim Suriah yang berkuasa. Namun, oposisi menegaskan mundurnya Assad harus menjadi bagian dari setiap kesepakatan damai yang disepakati dalam pembicaraan.
Gencatan senjata Suriah yang diterapkan 27 Februari 2016 lalu telah membangkitkan harapan untuk mengakhiri kekerasan. Ini ditambah dengan sikap Rusia yang juga pendukung utama Assad dengan menarik sebagian besar pasukannya dari Suriah.
Baca juga, Dubes RI untuk Suriah Angkat Bicara Soal Assad dan Suriah.