REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kebakaran hutan di sejumlah wilayah Provinsi Riau dan Kalimantan Timur terus mendapat perhatian lebih. Sejumlah kementerian pun semakin sering melakukan rapat koordinasi (Rakor) untuk penanganan ini.
Rakor yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian kali ini diikuti Menteri Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Lingkngan Hidup dan Kehutanan (LHK), Menteri Keungan (Menkeu) serta Gubernur Jambi.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya mendatangi rakor ini untuk menyampaikan tiga usulan untuk menghentikan kebakaran yang ada sejumah titik.
Pertama, Siti meminta validasi sistem Karhutla Monitoring System (KMS) untuk memperkuat gambaran rill dari lapangan ke sistem komputer. Menurut Sit, saat ini sudah ada sistem komputer untuk penguatan data yang bisa dilakukan secara cepat dengan bantuan smartphone.
"Kekuatan data di lapangan (tempat kebakaran) bisa langsung bisa langsung ditanggapi dengan cepat di Jakarta. Tinggal pakai smartaphone, dan ditambahin software interaktif," kata Siti saat mendatangi kantor Menko Perekonomian, Selasa (22/3).
Kedua, sisi akan mengusulkan akan pemerintah segera membentuk tim restorasi gambut di setiap daerah ayng mengalami kebakaran. Untuk pedomannya akan dibuat bersama, mislanya pembuatan kanal yang dilakukan Kementrian LHK yang sudah jalan 90 persen, dan pihak swasta yang sudah mulai jalan. Namun hal ini tetap harus disingkronkan agar memiliki hasil yang sama-sama positf.
Selain itu, Siti akan meminta agar dibuat sistem insentif dalam penanganan kebakaran hutan. Apalagi Presiden Joko Widodo pun telah mengintruksikan kepada TNI, Polri maupun Kementrian LHK untuk melaksanakan operasi terpadu.