REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi ditetapkan sebagai jaringan cagar biosfer dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Budaya Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau UNESCO.
Direktur Eksekutif Komite Nasional Program MAB-UNESCO LIPI Indonesia Prof Dr Y Purwanto sebagaimana siaran pers Humas Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (22/3).
Ia mengatakan bahwa Cagar Biosfer Blambangan itu pada 2015 diusulkan menjadi bagian dari jaringan cagar biosfer dunia. Penetapan itu dilakukan pada sidang "International Coordinating Council" (ICC) Program MAB (Man and The Biosphere) Unesco ke-28 di Kota Lima, 18-20 Maret 2016.
Situs hayati ini tergabung dalam Cagar Biosfer Blambangan bersama dengan Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Baluran yang letaknya juga beririsan dengan Banyuwangi.
Cagar biosfer merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerja sama program MAB-Unesco untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.
Purwanto melanjutkan, Cagar Biosfer Blambangan terpilih karena mampu memenuhi syarat sebagai bagian jaringan cagar biosfer dunia, di antaranya memiliki keunikan, baik keanekaragaman hayati maupun budaya masyarakat lokalnya.
Cagar Biosfer Blambangan meliputi kawasan seluas 678.947,36 hektare yang terbagi ke dalam tiga zona, yaitu area inti seluas 127.855,62 hektare yang meliputi empat kawasan konservasi terdiri atas tiga taman nNasional, yakni Alas Purwo, Baluran dan Meru Betiri, dan satu cagar alam Kawah Ijen.
Konsep cagar biosfer sendiri telah digagas oleh UNESCO sejak 1971 dan hingga saat ini jumlahnya mencapai 669 kawasan di 120 negara di dunia.