REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menegaskan polisi tidak ada niat untuk menzalimi umat muslim dalam upaya mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso di Poso.
"Kita tidak mungkin menzalimi umat muslim. Saya ini muslim. Hanya karena saya pakai baju polisi, maka kita pakai cara penanganan polisi," kata Rudy pada rapat kerja bersama Komisi III DPR RI di Palu, Selasa (22/3).
Rapat tersebut berlangsung di Mapolda Sulteng dihadiri jajaran anggota Komisi III dan Polda Sulawesi Tengah serta Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tengah.
Banyak hal yang diungkap terkait penyelesaian penanganan kasus terorisme di Sulawesi Tengah dalam pertemuan tersebut, namun karena alasan teknis maka Kapolda meminta kepada media massa untuk tidak mempublikasikan hal tersebut.
Rudy meminta pengertian media massa agar rencana strategis penanganan teroris di Poso tidak bocor ke publik karena akan menyulitkan langkah aparat. Ia menduga sebagian strategi penanganan teroris sudah terungkap di media sehingga informasi tersebut juga bocor ke sasaran operasi.
Yang jelas, kata mantan Kapolres Poso itu, penanganan teroris harus melibatkan semua pihak karena teroris tidak saja tampak di permukaan, namun juga sebab-sebabnya harus diantisipasi dan diselesaikan secara bersama.
Permintaan untuk tidak mempublikasikan teknis penanganan di Poso juga diungkap anggota Komisi III DPOR RI asal Sulteng, Supratman Andi Agtas. Dia meminta media agar tidak memberitakan penjelasan teknis penanganan terorisme di Poso khususnya materi dalam pertemuan yang berlangsung di Mapolda Sulteng.