REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar Tata Kota dari Universitas Bung Hatta Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Eko Alvares menganalisis banjir yang terjadi di kota tersebut, Selasa (22/3) kemarin, akibat buruknya sistem drainase di beberapa lokasi dekat banjir.
"Rata-rata daerah yang terkena banjir berada pada daerah perubahan rona muka bumi atau pemukiman baru yang drainase masih buruk dan tidak ada," kata dia di Padang, Rabu (23/3).
Menurut dia, beberapa daerah yang terkena banjir yang cukup parah seperti di Kecamatan Koto Tangah terdapat beberapa pemukiman baru yang dibangun namun drainase belum teruji baik. Berdasarkan pantauannya pemukiman tersebut beberapa memiliki drainase namun ada yang tidak. Selain itu ada beberapa drainase dijadikan tempat berjualan dan aktivitas lain yang menyebabkan terganggungnya proses penyaluran air.
Di samping itu banjir yang terjadi di beberapa wilayah juga karena buruknya drainase. Sebagai contoh di Aia Pacah di kantor Wali Kota karena adanya perbaikan jalan By Pass sehingga drainase nya cenderung terabaikan. Kemudian di daerah pusat kota terjadi banjir akibat banyak pedagang kaki lima berjualan di atas selokan atau drainase tersebut.
"Sistem drainase yang baik ini penting mengingat lahan untuk menyerap air semakin sedikit akibat adanya perubahan fungsi lahan seperti pembangunan perumahan," ujarnya.
Dengan begitu, kata dia, saat terjadi hujan lebat seperti yang lalu, air dapat dengan cepat disalurkan melalui drainase yang baik dan banjir dapat sedikit dicegah. Untuk itu katanya, ke depan pemerintah kota harus memprioritaskan pembenahan drainase tersebut. Sebab ada kemungkinan pembangunan pemukiman baru akan berlanjut dan penyiapan drainase yang baik cukup penting.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang, Afrizal Khaidir menambahkan salah satu akibat buruknya drainase di kota Padang akibat perilaku membuang sampah ke selokan. Akibatnya drainase tersumbat sehingga tidak berfungsi, saat terjadi hujan lebat air akan melimpah keluar.
"Untuk itu selain upaya dari pemerintah dia juga berharap masyarakat ikut menjaga lingkungan sekitarnya terutama dalam melakukan pengelolaan sampah yang baik," ujarnya.
Sebelumnya telah terjadi Banjir besar yang melanda Kota Padang pada Selasa 22 Maret 2016. Banjir setinggi satu hingga dua meter tersebut merendam ratusan rumah warga di beberapa kecamatan.