Rabu 23 Mar 2016 10:48 WIB

Paguyuban Pasundan Jajaki Buka Cabang di Singapura

Ketua Bidang Kerja Sama Paguyuban Pasudan Irma Rachmawati (kedua dari kiri) menyerahkan cenderamata berupa kujang sebagai lambang Paguyuban Pasundan kepada Chairman of Fuchun CC Malay Activity Education Club Singapore Yahya Hamid PBM M.Ed, belum lama ini.
Foto: Gunadi PM/Republika
Ketua Bidang Kerja Sama Paguyuban Pasudan Irma Rachmawati (kedua dari kiri) menyerahkan cenderamata berupa kujang sebagai lambang Paguyuban Pasundan kepada Chairman of Fuchun CC Malay Activity Education Club Singapore Yahya Hamid PBM M.Ed, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Organisasi kebudayaan bernama Paguyuban Pasundan kini tengah menjajaki rencana pembukaan kantor perwakilannya di Singpura. Rencana penjajakan itu ditandai dengan menggelar seminar bertajuk "Hubungan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu, Sejarah dan Perkembangannya" yang berlangsung di Fuchun Community Club , Singapura, belum lama ini.

Hadir sebagai narasumber dalam seminar itu, yakni Chairman of Fuchun CC Malay Activity Education Club Singapore Yahya Hamid PBM MEd dan Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) Dr H Panca Pertiwi Hidayati MPd. Seminar ini dihadiri oleh 40 mahasiswa pascasarjana Unpas dan 20 orang anggota Fuchun Community Club.

Dalam seminar tersebut, Chairman of Fuchun CC Malay Activity Education Club Singapore Yahya Hamid mengungkapkan, bahasa Indonesia adalah bentukan dari Melayu Riau, bahasa Austronesia, yang telah digunakan sebagai bahasa perantara atau lingua franca di kepulauan Indonesia selama berabad abad.

Untuk itu, Yahya menyebut, tidak ada sejarah yang menunjukkan bahwa bahasa Indonesia berawal dari bahasa Jawa. Bahasa Indonesia pula, kata dia, sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana Unpas H Panca Pertiwi Hidayati mengatakan, sejak dahulu bahasa Melayu merupakan lingua franca dalam pergaulan bangsa di sebagian masyarakat Asia. Bahasa Melayu dinilai lebih populer dan egaliter sehingga bisa diterima di Indonesia, Singapora, Malaysia, Brunei, dan Thailand bagian utara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement