Rabu 23 Mar 2016 11:15 WIB

Kemasan Plastik Lebih Banyak dari Kantong Plastik

Softdrink dalam kemasan plastik
Foto: .
Softdrink dalam kemasan plastik

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kebijakan pemerintah pusat terkait pemberlakukan kantong plastik berbayar menuai polemik meski masih dalam tahap percobaan. Banyak pihak yang setuju dengan kebijakan tersebut, tapi banyak juga yang tidak setuju. Padahal, kemasan makanan yang terbuat dari plastik lebih banyak daripada kantong plastik itu sendiri.

"Sebenarnya yang lebih banyak menggunakan plastik itu kemasan makanan atau barang, bukan kantong plastiknya, ini yang perlu dipahami," kata Pemilik Pabrik Dollar Plastik di Kota Tasikmalaya, Lungnajaya kepada Republika.co.id, Rabu (23/3).

Satu kantong plastik untuk mengantongi beberapa jenis makanan dan barang. Makanan dan barang-barang tersebut kemasannya terbuat dari plastik. Kendati demikian, Lungnajaya mengatakan, sangat mendukung kebijakan pemerintah yang lebih peduli lingkungan. Pabrik miliknya akan memproduksi plastik yang lebih ramah lingkungan.

Menurutnya, dalam waktu dua bulan kedepan, pabriknya ditargetkan sudah bisa memproduksi plastik ramah lingkungan. Dikatakan Lungnajaya, meski bakal ada tambahan biaya produksi untuk membuat plastik ramah lingkungan, pihaknya tidak keberatan.

"Kami sedang menyiapkan plastik yang bisa hancur dalam kurun waktu lima tahun, sebab siapa lagi yang akan peduli lingkungan kalau bukan kita," ujar Lungnajaya.

Ia menjelaskan, dua bulan kedepan kalau tidak ada kendala, plastik ramah lingkungan tersebut sudah mulai diproduksi. Distributor dollar plastik nanti akan mensosialisasikan plastik ramah lingkungan kepada semua konsumen. Sebab, dikhawatirkan konsumen akan kaget saat menggunakan plastik ramah lingkungan.

Lungnajaya mengungkapkan, konsumen akan siap atau tidak menggunakan plastik ramah lingkungan. Sistem stok barang yang dilakukan konsumen harus disesuaikan dengan plastik ramah lingkungan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement