Rabu 23 Mar 2016 13:51 WIB

Timor Leste Sebut Australia Duduki Wilayah Laut Timor Secara Ilegal

Ribuan rakyat Timor Leste menyerbu kantor Kedubes Australia di Dili.
Foto: IST
Ribuan rakyat Timor Leste menyerbu kantor Kedubes Australia di Dili.

REPUBLIKA.CO.ID, DILI -- Ribuan demonstran masih bertahan di luar kantor Kedutaan Besar Australia di Dili, Timor Leste, Rabu (23/2). Mereka menuding pemerintah Australia 'secara ilegal merampas' batas wilayah tepi laut Timor Leste.

Ribuan rakyat Timor Leste itu menyerukan akan Australia menegosiasikan batas laut permanen di Laut Timor. Demonstran mengatakan hubungan baik antara rakyat Timor Leste dan Australia telah terlukan karena kebijakan Canberra yang secara ilegal menduduki wilayah Laut Timor. Mereka menyebut Australia mengambil sumber daya dari negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia.

Seperti dinukil dari abc.net.au, Rabu (23/3), dalam sebuah pernyataan, para demonstran mengklaim Timor Leste telah kehilangan 6,6 miliar dolar AS dari sektor minyak dan gas. Uang miliaran dolar AS itu hilang dibawa Australia.

Dalam aksinya, rakyat Timor leste menuntut agar Australia yang menolak bernegosiasi di laut permanen dalam batas minyak dan gas yang kaya Timor Laut.

Timor Leste sendiri menolak untuk melakukan negosiasi ulang maritime batas atas minyak dan gas cadangan. Kedua negara telah terkunci dalam perselisihan atas batas maritim, yang disetujui pada 1972 antara Australia dan Indonesia sebelum Timor Leste merdeka.

Dampak perjanjian itu membuat minyak dan cadangan gas di Laut Timor dimonopoli Australia. Sekarang ada tidak perjanjian permanen tentang batas maritim.

Mantan perdana menteri Timor Leste, Xanana Gusmao mengatakan rakyat Timor harus 'berdiri teguh melawan Australia' dan datang bersama-sama untuk menuntut Canberra melakukan negosiasi dengan Dili pada batas-batas maritim, menurut hukum internasional.

Demonstrasi itu diikuti kelompok masyarakat sipil, mahasiswa dan veteran perjuangan Timor Leste untuk kemerdekaan. Ini diselenggarakan untuk menandai ulang tahun dari keputusan Australia untuk menarik diri dari yurisdiksi batas maritim Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

"Sebagai besar dan kuat negara di wilayah tersebut, Australia tidak seharusnya menggunakan kekuatannya untuk terus mencuri masa depan dari Laut Timor," kata Juvinal Dias, saat berorasi yang berasal dari Gerakan Melawan Pendudukan dari Laut Timor.

"Australia harus datang ke meja makan dengan niat baik untuk bernegosiasi dengan Timor-Leste," sambungnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement