Rabu 23 Mar 2016 15:57 WIB

Muhammadiyah akan Jalin Kerja Sama dengan Universitas Lebanon

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Damanhuri Zuhri
Muhyiddin Juniadi
Foto: www.muslimdaily.net
Muhyiddin Juniadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Lebanon Syekh Dr Abdul Nasser Jabri berkunjung ke Indonesia. Difasilitasi Kedutaan Besar Indonesia di Lebanon, salah satu agenda kunjungannya yaitu menjalin kerja sama dengan ormas Islam di Indonesia.

"Maksud kedatangan saya untuk bersilaturahim," ungkap Abdul Nasser Jabri saat ditemui Republika di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Rabu (23/3).

Abdul Nasser yang juga merupakan Pimpinan Majelis Ulama Lebanon ini mengatakan kerjasama yang ingin dijalin meliputi bidang pendidikan atau akademi. Ormas Islam Muhammadiyah menyambut baik tujuan kerja sama yang ditawarkan ini.

KH Muhyiddin Junaidi selaku Ketua Hubungan Internasional dan Kerjasama Muhammadiyah mengatakan kerjasama ini sesuai dengan program Muhammadiyah yang berencana akan mengirimkan kader-kadernya untuk mempelajari ilmu syaroah yang moderat. "Muhammadiyah sangat setuju dengan itu, dalam waktu dekat akan kami realisasikan kerjasama tersebut," ujar Muhyiddin.

Muhyiddin meyakini universitas di Lebanon tidak akan mencetak ataupun menghasilkan lulusan yang memiliki pemahaman radikal tentang Islam. Muhyiddin menilai negara-negara seperti Sudan dan Libya merupakan negara yang bagus untuk mempelajari ilmu Islam.

Sehingga, lanjut dia, ketika kembali ke Indonesia para alumni dapat menyebarkan ajaran Islam yang moderat di Indonesia. Selain itu, pengiriman kader ke Lebanon ini sebagai bentuk penyeimbang lulusan Saudi dengan non Saudi. Kerjasama ini rencananya akan ditindaklanjuti melalui duta besar kedua belah negara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement