REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Majelis Ulama Lebanon Syeikh Dr Abdul Nasser Jabri menyatakan konflik yang terjadi di negara-negara Islam Timur Tengah sangat mencoreng citra Islam. Konflik tersebut seolah menggambarkan kebobrokan ajaran agama Islam.
"Gejala radikalisme dan ekstrimisme yang sudah sangat nyata melanda Timur Tengah sangat menjatuhkan dan merugikan umat Islam. Seakan-akan gambaran umat Islam seperti yang ada dipemberitaan," ujar Abdul kepada Republika.co.id Rabu (23/3).
Padahal, menurut Abdul, apa yang sebetulnya terjadi adalah rekayasa musuh-musuh Islam terutama Amerika Serikat (AS). AS ingin memecah belah umat Islam dengan berbagai macam cara.
Berkenaan dengan itu, Abdul mengaku cukup prihatin dengan adanya gerakan terselubung yang ada di Indonesia. Gerakan terselubung itu dinilai ingin menghidupkan kembali sektarianisme syiah suni dan sektarianisme mazhab kelompok golongan.
Untuk itu, Abdul meminta kepada ormas Islam Indonesia agar berhati-hati dalam menghadapi isu-isu radikalisme dan ekstremisme di Indonesia terutama dalam mengeluarkan fatwa tentang kesesatan suatu kelompok.
Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, Abdul mengatakan Indonesia harus berhati-hati agar tidak tertimpa konflik serupa dengan Timur Tengah. Namun, Abdul optimis Indonesia adalah negara yang mampu menjaga stabilitas perdamaian.
Abdul melihat Indonesia sebagai negara yang sangat toleran kepada pemeluk agama yang ada. Dia terkesan pemimpin Indonesia dengan jati diri dan sikap yang berjiwa besar bisa menjunjung tinggi toleransi sehingga negara ini tetap kuat dan maju. Menurut Abdul, Indonesia mampu menjadi penutan negara lain di dunia dalam hal toleransi beragama.
Baca juga, Datangi MUI, Ulama Lebanon: Jangan Sampai Isu Sektarian Menyita Waktu Umat Islam.