REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Korban bencana banjir di tiga kecamatan, Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang, kini sudah mulai kembali ke rumahnya setelah beberapa hari menginap di sejumlah tempat pengungsian. Namun, berbagai bentuk bantuan seperti logistik masih terus diberikan pada mereka.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tata Irawan Subandi menuturkan, saat ini jumlah korban yang mengungsi di beberapa tempat pengungsian sudah mulai berkurang. Jumlahnya, kata dia, sudah tidak lebih dari 1.000 orang.
"Karena sekarang masih dalam masa tanggap darurat, jadi mereka tetap kita berikan bantuan," kata dia, kemarin.
Tata menjelaskan, bantuan yang diberikan ini di antaranya adalah makanan, pakaian layak pakai, dan alat-alat kebersihan seperti sapu dan pel. Lanjut dia, sejak bencana banjir mulai melanda lebih dari sepekan lalu, banyak pihak yang memberikan bantuan. Ada yang menyumbang pakaian, bahan makanan, alat-alat sekolah, air mineral, dan alat kebersihan.
"Kita tiap hari salurkan bantuan-bantuan ini ke beberapa tempat pengungsian sekaligus dengan bantuan makanan siap santap," ujar dia.
Bantuan tersebut sebagian besar diberikan oleh pihak pemerintah, swasta ataupun perusahaan plat merah, dan juga beberapa organisasi masyarakat. "Untuk nilai pastinya, kita sulit menghitung karena kan berbentuk barang," kata dia.
Masa tanggap darurat banjir, kata Tata, akan habis pada Sabtu (26/3) ini, setelah ada tambahan satu pekan dari sepekan sebelumnya. Penambahan masa tanggap darurat ini karena curah hujan di wilayah Bandung Selatan masih tergolong tinggi.
Berdasarkan pengamatan BMKG, lanjut dia, curah hujan diakui memang bakal tetap terjadi sampai akhir bulan ini. Karena itu, demi mengantisipasi kondisi demikian, pihaknya menambah masa tangggap darurat sepekan lagi, sampai 26 Maret, agar masyarakat lebih waspada.