Rabu 23 Mar 2016 18:45 WIB

WNI Korban Serangan Brussels Koma

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Asap tampak mengepul dari bangunan di Bandara Brussels, Selasa (22/3). Sebelumnya, terdengar ledakan di sana.
Foto: Reuters
Asap tampak mengepul dari bangunan di Bandara Brussels, Selasa (22/3). Sebelumnya, terdengar ledakan di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Seorang wanita berkebangsaan Indonesia berada dalam kondisi koma setelah menjadi korban serangan di Bandara Internasional Zaventem, Brussels, Selasa (22/3). Saat kejadian, dia dan dua anaknya berencana mengunjungi Indonesia untuk berlibur.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brussels mengatakan, korban bernama Meilissa Aster Ilona. Sedangkan, dua anaknya bernama Lucie Vansilliette dan Philippe Vansilliette.

"Ketiganya saat ini dalam kondisi koma," kata KBRI Brussels kepada Republika.co.id, Rabu (23/3). (Maskapai Top Jepang Batalkan Penerbangan ke Brussels).

Meilissa dan putrinya masih dalam keadaan kritis, sedangkan putranya dalam keadaan stabil. Ketiganya dirawat di Rumah Sakit Universitas Leuve. Rumah sakit tersebut berada sekitar 20 menit di luar Kota Brussels.

Serangan yang dilakukan oleh militan ISIS itu menyebabkan setidaknya 14 orang tewas di bandara, disusul dengan ledakan di Stasiun Metro Malbeek satu jam kemudian yang menewaskan 20 orang.

"Kondisi keamanan di Brussel hari ini, 23 Maret 2016, masih belum stabil. Status siaga masih pada level empat," katanya.

Bandara Zaventem saat ini masih ditutup dan hanya mengizinkan pesawat asing tanpa penumpang untuk mendarat dan jalur kereta bawah tanah masih dikurangi. Namun, sekolah di ibu kota tetap dibuka.

Hingga saat ini, Pemerintah Belgia masih belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai daftar korban, khususnya terkait kewarganegaraan dan status perawatan. "Ini diperkirakan karena sulitnya mengidentifikasi dan mendata lebih dari 200 korban luka yang tersebar di sekitar 20 rumah sakit di Brussels dan sekitarnya," kata KBRI Brussels.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement