REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orientasi penyimpangan seksual merupakan gangguan kejiwaan yang perlu penyembuhan. Baik secara psikologis, sosial maupun spiritual. Hal tersebut berdasarkan hasil diskusi Back to Fitrah (Meluruskan Orientasi Seksual) yang diselenggarakan oleh Pusat Konsultasi Psikologi dn Pendidikan Islam (PKP2I) yang bekerjasama dengan Fakultas Psikologi dan Pendidikan Universitas Al-Azhar Indonesia pada Selasa (22/3) lalu.
Ketua Dewan Pakar Asosiasi Psikologi Islam, Abdul Mujib menuturkan, fitrah merupakan citra asli yang ada pada diri manusia. Sehingga, ia menuturkan, perilaku yang sesuai fitrah, akan mudah, nyaman, dan sehat.
“Sebaliknya, perilaku yang tidak sesuai fitrah mengakibatkan kesulitan, kegalauan, dan penyakit,” kata Abdul dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (23/3). Menurutnya, fitrah orientasi seksual manusia, yakni heteroseksual.
Sementara itu, Ketua Seksi RSP PDSKJI, dr. Fidiansjah menuturkan, seseorang yang memiliki orientasi seksual di luar fitrah, akan meresa tidak nyaman. “Setidaknya, jika ditinjau dari aspek sosial-kultural dan spiritual, aspek yang tidak dapat dilepaskan dalam melihat kriteria untuk mendiagnosis gangguan jiwa,” kata Direktur Direktorat Kesehatan Jiwa itu.
Presidium Gerakan Indonesia Beradab itu mengingatkan tentang adanya UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang definisi kesehatan, yaitu, keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Definisi tersebut, ia mengatakan, adalah unsur-unsur kesehatan paripurna. Yang sejalan dengan pemikiran organisasi psikiater di dunia internasional (World of Psychiatry Association).
Seminar Back to Fitrah dihadiri oleh Rektor Universitas Al azhar Indonesia (UAI) Ahmad Lubis, Pimpinan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar (YPI), para dosen, alumni serta mahasiswa UAI, serta para guru-guru di bawah YPI Al-Azhar. Seminar tersebut, berakhir dengan komitmen bersama Back to Fitrah dari seluruh elemen YPI. Sementara itu, PKP2I siap dengan konseling Islaminya bagi masyarakat yang membutuhkan.
Hal tersebut semata-mata untuk mendukung gerakan yang baru dicanangkan itu. Seminar ini mengajak orang tua, guru dan teman-teman agar mengajak komunikasi dan memotivasi orang-orang yang memiliki penyimpangan orientasi seksual, untuk kembali kepada kodrat sejatinya.