REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam persaingan antara angkutan reguler dan online, rakyatlah yang dianggap paling berkuasa, bukan pemerintah. Rakyat sebagai konsumen tidak bisa diatur-atur dan berhak menentukan transportasi mana yang akan digunakannya.
Sejauh ini, masyarakat lebih menyukai transportasi berbasis aplikasi online dibanding yang reguler. Ada lima kelebihan transportasi online.
“Masyarakat menyukai transportasi yang tepat waktu, cepat, mudah, aman, dan murah. Sementara transportasi konvensional belum bisa memenuhi lima hal itu,” ujar sosiolog dari Univesitas Ibnu Chaldun Musni Umar kepada Republika.co.id, Rabu (23/3).
Menurut dia, polemik antara transportasi reguler dan online merupakan konflik antara mereka yang mengikuti perubahan zaman dengan mereka yang tetap menggunakan cara-cara lama. Hal ini menyebabkan transportasi reguler mulai terkalahkan oleh keberadaan transportasi online.
Pemerintah harus menengahi polemik ini. Untuk menyelamatkan pengemudi dan perusahaan yang beroperasi baik secara reguler maupun online, pemerintah harus hadir.
“Pemerintah harus melindungi seluruh pihak yang berkompetisi. Yang online jangan diblokir, namun yang konvensional juga terlindungi,” kata Musni.
Cara tersebut diharapkan dapat memecahkan persoalan rumit yang sedang terjadi saat ini.