REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepolisian Belgia pada Selasa (23/3) menangkap terduga utama pengebom Brussel dan mengenali dua terduga pelaku bom bunuh diri. Kepolisian juga membongkar hubungan ketiga pelaku tersebut dengan anggota kelompok IS, yang berada di balik serangan Paris pada November tahun lalu.
Kepolisian dan penyidik menolak menanggapi setelah sejumlah media setempat memberitakan bahwa Najim Laachraoui (25), yang diduga terlihat di CCTV tengah mendorong troli bersama pelaku sebelum lari keluar dari terminal bandar udara, tertangkap di Brussels.
"Jumlah korban tewas dalam serangan di ibu kota Belgia itu, yang juga pusat Uni Eropa dan NATO, naik menjadi 31 orang dan korban luka 260," kata Menteri Kesehatan Maggie De Block kepada stasiun televisi VRT.
Jumlah itu berpeluang naik mengingat tubuh sejumlah korban di stasiun metro Maelbeek terserak dan sulit dikenali.
Salah seorang terduga pelaku, yang nampak di CCTV, yang juga salah satu pendorong troli berisi bom di bandara Brussel, adalah pria bernama Brahim El Bajraoui, kata berita dari stasiun radio RTBF. Radio itu juga mengungkapkan bahwa saudara Brahim, Khalid, adalah pelaku bom bunuh diri di stasiun metro.
Kedua orang tersebut mempunyai catatan kejahatan kriminal di masa lalu. Namun demikian, keduanya tidak diketahui pernah menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi radikal. Sementara itu, Laachraoui adalah pria yang dicari kepolisian karena diduga terlibat dalam serangan Paris.
DNA Laachraoui ditemukan dalam semua bahan peledak di Paris dan di tempat persembunyian, yang digunakan dalang serangan Paris, Salah Abdeslam. Kelompok bersenjata ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua bom di Brussel pada Selasa, atau empat setelah tertangkapnya Abdeslam di Brussels. ISIS juga mengancam akan membalas setiap negara yang ikut menyerang kelompok tersebut di Suriah dan Irak.
Belgia memang ikut mengirim sejumlah pesawat tempur untuk bergabung dalam koalisi internasional dalam menyerang ISIS di dua negara tersebut. Sejumlah apakar keamanan menduga bahwa dua ledakan di Brussel telah disiapkan sebelum penangkapan dalang utama serangan Paris, Abdeslam, pada pada Jumat.
Dia telah berbicara kepada para penyidik setalah penangkapan. Pihak kepolisian pada saat itu menemukan bendera ISIS dan bahan peledak di tempat persembunyian Abdeslam.