Kamis 24 Mar 2016 06:32 WIB

Butet: Ahok Tetap Datang ke Ibunya (Megawati)

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (25/2).
Foto: Antara/Reno Esnir
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di Jakarta, Kamis (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disindir seniman Butet Kertaredjasa ketika hadir agak terlambat pada peluncuran buku soal Megawati Soekarnoputri di Gedung Arsip Nasional Jakarta, Rabu (24/3) malam.

Butet Kertaredjasa yang menjadi moderator diskusi peluncuran buku 'Megawati Soekarnoputri dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat', sempat melontarkan pernyataan ketika melihat Ahok hadir pada acara tersebut.

"Meskipun di luar sana, masih ada hiruk-pikuk masalah independen, tapi Ahok tetap datang ke ibunya," kata Butet yang disambut tawa atau senyum sebagian besar undangan yang hadir.

Oleh pembawa acara maupun penerima tamu, Ahok dipersilakan duduk di kursi yang telah disediakan, berdekatan dengan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Sedangkan Megawati duduk di barisan kursi lebih depan, berdekatan dengan Menko Maritim Rizal Ramli, Mendagri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BIN Sutiyoso, Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.

Diskusi buku tersebut mengupas soal latar belakang penulisannya oleh 22 wartawan yang meliput kegiatan Megawati Soekarnoputri pada periode 1992-1996. Setelah sebagian penulis menyampaikan pandangan dan pengalamannya bersama Megawati pada periode tersebut, Butet Kertaredjasa kemudian mengundang Megawati hadir ke atas panggung untuk memberikan tanggapannya.

Pada kesempatan tersebut, Megawati juga turut mengomentari kehadiran Ahok. "Saya heran Pak Ahok datang juga. Soalnya ada sampingannya yang bilang...," kata Megawati tanpa melanjutkan kalimatnya.

Namun, ketika ada pemberian 10 buku yang sudah ditandatangani oleh Megawati dan akan diberikan kepada 10 undangan terpilih, salah seorang penulis justru memanggil nama Ahok di urutan pertama untuk menerima buku tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement