REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Tanaman padi milik sejumlah petani di Desa Dempel, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, diserang hama keong mas atau siput.
Seorang petani desa yang masuk wilayah Kecamatan Geneng, Kromo, di Ngawi, Rabu, mengatakan hama keong tersebut menyerang tanaman padi yang baru ditanam setelah masa panen. Akibatnya tanaman padi tidak dapat tumbuh maksimal.
"Kami khawati tanaman padi yang baru berumur 15 hingga 20 hari tersebut rusak dan mati akibat dimakan keong," ujar Kromo kepada wartawan.
Menurut dia, populasi hama keong tersebut sangat banyak. Para petani sudah berusaha membasmi dengan pestisida, namun tidak mempan. Terlebih, harga pestisida saat ini cukup mahal, sehingga semakin memberatkan petani.
Petani terpaksa menyingkirkan keong-keong tersebut dengan cara manual. Yakni diambili dengan cara biasa untuk kemudian dikumpulkan dan dibakar dalam jerami kering yang telah disiapkan.
"Rata-rata dalam sehari kami bisa mendapatkan hingga tiga ember besar keong untuk setiap petak sawah. Jika sehari tidak diambil, besoknya jumlah keong tersebut seakan semakin banyak," kata dia.
Hal serupa juga dialami oleh petani lainnya, Yatmi. Populasi keong tersebut dirasa semakin banyak saat hujan dan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Madiun akhir-akhir ini.
"Akibat ditempeli keong, tanaman padi kami tidak dapat tumbuh maksimal dan berlendir. Meski sudah disemprot dengan obat, namun keong masih ada," tutur Yatmi.
Solusi untuk membasmi keong tersebut dengan cara diambil secara manual dan setelah itu dibakar agar benar-benar mati.
Ia mengaku belum mengetahui berapa luasan sawah di desanya yang terserang hama keong. Namun yang pasti, hama tersebut sangat mengganggu petani. Selain keong, telur keong juga banyak menempel di batang padi.
"Diharapkan pemerintah daerah setempat membantu pemberian obat untuk memutus silkus hidup keong. Sehingga, hasil dari musim tanam kali ini dapat maksimal," ucapnya, berharap.