Kamis 24 Mar 2016 07:10 WIB

TNGM Kesulitan Identifikasi Anggrek Merapi

Red: Bayu Hermawan
Gunung Merapi
Foto: AP
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Taman Nasional Gunung Merapi merasa kesulitan untuk melakukan identifikasi jumlah tanaman jenis anggrek yang hidup di kawasan lereng Gunung Merapi.

"Lokasi tumbuhnya anggrek berada pada medan yang curam, terutama di lahan bekas terkena erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu," kata Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Widya Kridaningsih, Kamis (24/3).

Menurutnya kawasan yang banyak ditumbuhi anggrek yaitu di lereng sebelah selatan Gunung Merapi, yang masuk ke wilayah Kecamatan Cangkringan. Ia mengatakan, selain itu juga, ketika mengidentifikasi anggrek jenis apa ketika menemukan, juga merasa kesulitan.

"Karena menentukan jenisnya itu, harus terlihat ketika berbunga. Kalau tidak sedang berbunga, sulit diketahui itu jenis apa," ujarnya.

Widya mengatakan, pascaerupsi Gunung Merapi 2010, pihaknya sudah melakukan dua kali survei. Yaitu setelah erupsi, dan yang kedua pada 2015 silam. "Trendnya tapi meningkat. Dulu ada sekitar 51 jenis, sekarang sekitar 65," katanya lagi.

Ia mengatakan, meski demikian, sampai kini jumlah jenis anggrek belum sepenuhnya pulih. Karena sebelum bencana 2010, tercatat ada sekitar 97 jenis. "Pada 2016 ini akan kami survei, semoga bertambah," ucapnya.

Salah satu upayanya untuk mengembangkan anggrek ini, yaitu dengan cara budidaya anggrek. Program adopsi yang telah dilakukan oleh salah satu petani, bernama Musimin, warga dari Turgo, Purwobinangun, Pakem.

"Kalau temuan-temuan anggrek jenis baru, kemarin juga ada di daerah tebing-tebing sungai," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement