REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Mandiri Amal Insani (YMAI), Tedi Nurhikmat, mengungkapkan Yayasan Mandiri Amal Insani (YMAI) yang didirikan 2 Oktober 2014 oleh pegawai Bank Mandiri, adalah lembaga sosial yang peduli mengentaskan kemiskinan.
Salah satu program yang dimiliki Yayasan Mandiri Amal Insani, menurut Tedi Nurhikmat, adalah Program Bina Ilmu. ''Program Bina Ilmu meliputi bantuan beasiswa, Tunjangan Da’i, dan sarana dan prasarana pendidikan,'' ungkap Tedi Nurhikmat di sela-sela Seminar Wakaf Nasional di Jakarta, Rabu (23/3).
Selain Program Bina Ilmu, menurut Tedi, Yayasan Mandiri Amal Insani juga memiliki Program Bina Sosial dan Sarana Fisik. Program ini, kata dia, berusaha memberikan bantuan pembangunan sarana ibadah, sanitasi dan bencana alam.
Program lainnya yang juga menjadi perhatian Yayasan Mandiri Amal Insani, kata Tedi, adalah Program Bina Ekonomi. ''Progra Bina Ekonomi sebagai upaya untuk memberdayakan umat dengan pemberian modal usaha mengangkat derajat mustahik menjadi muzaki,'' jelasnya.
Menurut Tedi Nurhikmat yang juga dipercaya menjadi Ketua Badan Pengelola Zakat, Infak dan Sedekah (BPZIS) Mandiri itu, dalam kiprahnya selama ini, Yayasan Mandiri Amal Insani aktif memberi bantuan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.
''Yayasan Mandiri Amal Insani dibentuk untuk menghadirkan peran yang lebih maksimal dalam upaya untuk berkhidmat kepada masyarakat yang salah satunya juga untuk memantapkan pengelolaan Wakaf di Indonesia,'' jelas Tedi menambahkan.
Dalam acara yang berlangsung di Mandiri Club tersebut, Yayasan Mandiri Amal Insani dan BPZIS Mandiri mendapat sertifikat mengelola/nadzir wakaf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI).
''Alhamdulillah, Yayasan Mandiri Amal Insani melaui izin dan ridho Allah SWT mendapatkan Izin Mengelola Wakaf/Nadzir dari Badan Wakaf Indonesia, Amin ya Robbal Alamin,'' ungkap Tedi Nurhikmat penuh syukur.