REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, di Indonesia terlalu banyak aturan dan regulasi. Setiap pemimpin mau mengambil keputusan dengan cepat selalu terhambat oleh regulasi yang ribet dan merepotkan. Menurut dia, inilah yang membuat Indonesia sering ketinggalan. Padahal, di era globalisasi, keputusan harus dibuat dengan cepat.
"Semakin banyak aturan, semakin pusing. Krisis Yunani, kenaikan yuan, semua itu butuh kebijakan dan keputusan cepat. Sering kali aturan itu menghambat, makanya sebaiknya regulasi itu dibuat sederhana saja agar tak menghambat," ujar Jokowi di Tarakan, Kamis (24/3).
Menurut Jokowi, saat ini di Indonesia terdapat 3.000 perda yang bermasalah. Dia pun menyatakan, perda yang bermasalah langsung saja dihapus. "Saya minta tak usah pakai kaji-kajian, langsung saja dihapuskan. Kita perlu kelincahan dalam bertindak, terlalu bertele-tele membuat kita tak bisa mengikuti perubahan global tiap detik," katanya.
Izin-izin untuk membuka usaha juga tak usah terlalu banyak. Jokowi mengatakan, izin itu sederhana saja, cukup satu saja, tapi kontrolnya yang diperkuat. "Jangan banyak izin, tapi hanya di atas kertas. Tak ada kontrol yang baik," ujarnya menjelaskan.
Jokowi mengatakan, masalah perizinan kalau semakin banyak, semakin merepotkan. Presiden menambahkan, izin semakin sederhana, akan semakin baik.