Kamis 24 Mar 2016 16:40 WIB

Dubes: Rusia Fokus Dukung Proses Perdamaian Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Tentara Rusia
Foto: voa
Tentara Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai penarikan sebagian besar pasukan utamanya dari Suriah, Rusia menyatakan kini fokus mendukung proses negosiasi damai Suriah. Rusia mendorong tercapainya solusi atas konflik yang selama lima tahun melanda Suriah.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan, sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan penarikan pasukan Rusia dari Suriah sudah sekitar setengah dari pasukan utama kembali ke Rusia. Kini menurutnya fokus utama Rusia di Suriah adalah mendorong proses perdamaian.

"Fokus Rusia sekarang adalah mendukung proses perdamaian Suriah. Serta mendorong Suriah untuk menentukan sendiri nasibnya. Suriah harus bisa memutuskan bagaimana penyelesaiannya konflik ke depan," ujar Galuzin kepada wartawan di kediamannya di Jakarta, Kamis (24/3).

Sebab menurutnya, sudah menjadi kewajiban Suriah sekarang untuk menyelesaikan masalahnya. Baik itu pemilihan presiden baru atau pembentukan pemerintahan baru semua tergantung pada rakyat Suriah.

Selama ini menurutnya kehadiran Rusia di Suriah hanya untuk membantu memerangi teroris seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan kelompok militan lainnya.

Setelah penarikan pasukan Galuzin mengatakan, bukan kewenangan Rusia untuk mendikte bagaimana Suriah ke depannya harus bertindak. Ia menegaskan, Suriah harus bersatu untuk dapat mewujudkan perdamaian.

"Soal siapa yang mau menjadi presiden ke depannya, itu terserah pada rakyat Suriah. Asalkan pemilihan dilakukan oleh rakyat Suriah sendiri dan dengan cara yang legal," ujarnya. Rusia menurut Galuzin akan menghormati pilihan rakyat Suriah.

Galuzin menambahkan, kehadiran pasukan Rusia mulai September lalu merupakan permintaan dari pemerintah Suriah untuk membantu memerangi terorisme. Setelah serangan udara Rusia ke Suriah, banyak hal menurutnya telah dicapai. Seperti di antaranya pasukan Rusia membantu membebaskan Latakia di Suriah.

Selain itu, keberadaan Rusia juga membantu memotong suplai minyak ilegal ISIS ke luar Suriah. Sebab ekspor minyak ilegal yang dilakukan ISIS tersebut menurut Galuzin, merupakan salah satu sumber pendanaan untuk ISIS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement