REPUBLIKA.CO.ID, ANGSA, ACEH -- Pengurus LSM Peduli Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) berharap Pemerintah Kota Langsa, Aceh, bisa mendongkrak pertumbuhan industri rumahan (home industri) sebagai lokomotif membangkitkan perekonomian rakyat.
"Sebagai kota jasa sudah sepatutnya pemerintah mendorong pertumbuhan home industry agar pundi ekonomi bergeliat," kata Ketua DPC P3M Kota Langsa Farida Hanum di Langsa, Kamis (24/3).
Mantan anggota DPRK Langsa 2009-2014 itu menyatakan, keberadaan pelaku usaha mikro yang berbasis rumah tangga sangat memberi dampak positif terhadap pendapatan keluarga, di samping memberikan input pada penerimaan pajak daerah.
Usaha konveksi, kata dia, adalah produk yang paling dibutuhkan masyarakat. Melalui pembinaan dan tersedianya bantuan modal akan menjadikan usaha ini sebagai pendorong bergeraknya ekonomi mikro di tengah masyarakat.
Selain itu, pengrajin bordir dan lainnya juga bisa berintegrasi dalam satu kesatuan usaha konveksi dimaksud. "Kita punya banyak skill yang terlatih untuk konveksi tapi modal usaha yang tidak tersedia," papar Farida.
Karenanya, dia berharap pemerintah daerah bisa memperhatikan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengrajin dimaksud selain bentuk usaha rumah tangga lainnya.
"Kalau konveksi bisa memperkerjakan banyak orang. Selain itu, hasil produksinya menjadi kebutuhan utama masyarakat selain pangan," urai Farida.
Dikatakannya, saat ia masih menjadi anggota DPRK Langsa, banyak pelaku usaha rumah tangga yang diberikan pelatihan dan modal usaha. Kini tidak ada lagi yang memberi perhatikan terhadap sektor usaha dimaksud.
Padahal, lanjutnya, bila dinas terkait bisa fokus memberikan pemberdayaan akan mengurangi angka pengangguran dan kriminalitas juga menurun karena untuk hidup masyarakat sudah memiliki penghasilan.
"Home industri berdampak luas. Ini perlu dipacu karena Langsa adalah kota jasa dan wacana kota industri bisa terwujud bila pelaku usaha ini dibina," harap Farida.