Kamis 24 Mar 2016 19:07 WIB

Australia Dituntut Minggat dari Timor Leste

Timor Leste
Foto: webgambar.blogspot.com
Timor Leste

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah mahasiswa asal Timor Leste yang menamakan diri Klibur Estudiante Timor Leste (Keustil) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedubes Australia untuk Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/3). Mereka menuntut Australia angkat kaki dari Timor Leste

Koordinator aksi, Nelson Pereira, menyebutkan saat ini Australia telah mengeksploitasi kandungan minyak di laut Timor Leste secara ilegal. "Kita menuntut Australia karena mensabotase perbatasan laut kita dan mengambil oil dari wilayah Timor Leste," ucap Nelson kepada wartawan, Kamis.

Nelson menuding sejak 1971 Australia melakukan perundingan dengan Indonesia untuk wilayah maritim yang disebut Celah Timor (Timor Gap) tanpa pernah mengajak rakyat Timor Leste.

"Hasil perundingan yang dijalankan pada November 1973, Australia mendapatkan keuntungan paling besar dari perundingan tersebut," jelasnya.

Namun, kendati sudah ada referendum pada 30 Agustus 1999, rakyat Maubere menentukan sikap melepaskan diri dari Indonesia, Australia tetap menggunakan kesepakatan batas maritim dengan Indonesia pada 1971 dan 1972 tidak serta merta menentukan batas maritim yang baru. "Maka dari itu, kesepakatan yang tetap dijalankan hingga saat ini sesungguhnya ilegal," tegas Nelson.

Mengenai ekspolitasi minyak, Nelson menuturkan, ladang minyak Laminaria-Carollina dieksploitasi lebih dari 100 juta bar oleh Woodside Auatralian Petroleum, BHP dan Shell. "Pemerintah Australi mendapatkan keuntungan 900 juta dolar AS tanpa pernah dinikmati orang Timor. Dan cadangan minyak ini hampir habis," ucap dia.

Karena itu, Nelson menantang Australia membuktikan diri sebagai negara besar yang menyebut siap membantu negara-negara berkembang di Asia Pasifik tanpa syarat dan niat buruk. "Jadilah negara yang berlapang dada, jangan menjadi negara munafik," ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement