Jumat 25 Mar 2016 08:29 WIB

IBPA: Penurunan Yield Obligasi Tanda Ekonomi Membaik

Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menilai bahwa imbal hasil (yield) surat utang atau obligasi di dalam negeri yang cenderung menurun di sepanjang tahun 2016 ini menandakan perekonomian nasional mengalami perbaikan.

"Yield yang menurun menandakan risiko investasi di dalam obligasi rendah maka harga obligasi akan naik, risiko yang rendah itu karena fundamental ekonomi Indonesia terus membaik," ujar Direktur IBPA Wahyu Trenggono di Jakarta, Kamis (24/3).

Ia menambahkan bahwa minat investor asing yang cukup tinggi terhadap obligasi juga menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan yield. "Diharapkan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak stabil sehingga memberikan ketenangan investor untuk berinvestasi," katanya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), kepemilikan asing di obligasi pemerintah per 23 Maret 2016 sebesar Rp 605,80 triliun atau 38,59 persen dari total outstanding surat utang di Indonesia senilai Rp 1.569,95 triliun. Kepemilikan asing di surat utang pemerintah itu meningkat dibandingkan akhir 2015 sebesar Rp 558,52 triliun.

Berdasarkan data IBPA, rata-rata yield surat utang negara (SUN) seri acuan (benchmark) mengalami penurunan. Rata-rata yield bertenor 1-30 tahun turun sekitar 13,81 basis poin periode 14-18 Maret 2016. Kurva IBPA-ICBYC (IBPA-Indonesia Corporate Bonds Yield Curve) pada periode itu rata-rata yield turun 16,31 basis poin.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement