REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia telah menahan 15 orang yang dicurigai merupakan anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Polisi mengatakan, mereka berencana melancarkan serangan dan mencoba mendapatkan bahan kimia untuk membuat bom.
Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis (24/3) malam, mereka menangkap 15 orang antara usia 22 tahun hingga 49 tahun. Mereka yang ditangkap menurut Khalid termasuk empat wanita, seorang pejabat polisi, seorang teknisi pesawat, seorang ulama masjid dan mahasiswa.
Khalid mengatakan 15 orang itu ditahan selama operasi tiga hari dari Selasa (22/3) di Kuala Lumpur dan enam negara lainnya. Dia mengatakan mereka diduga telah menerima perintah untuk melancarkan serangan di negara itu dari seorang pria Malaysia yang telah bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Penangkapan dilakukan setelah pemboman Selasa oleh militan ISIS di Brussels yang menewaskan 31 orang dan melukai 270 lainnya.
Kelompok juga menurutnya mengatur dua tersangka teroris asing untuk menyelinap keluar dari Malaysia menuju negara Asia Tenggara. Namun Khalid tak memberikan rincian lebih lanjut.
"Mereka juga terlibat dalam meningkatkan dan menyalurkan dana untuk kelompok militan di selatan Filipina serta merekrut anggota baru," katanya.
Malaysia telah meningkatkan siaga keamanan menyusul serangan 14 Januari di negara tetangganya Indonesia. Pada 15 Januari, polisi mengatakan mereka telah menahan seorang pria yang berencana melakukan serangan bunuh diri di Kuala Lumpur.
Lebih dari 160 orang yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok ISIS telah ditahan di Malaysia selama dua tahun terakhir, termasuk beberapa yang dituduh merencanakan serangan-serangan di Kuala Lumpur.