Jumat 25 Mar 2016 09:20 WIB

Operasi Militer akan Digelar di Sungai Citarum

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Seorang pemulung menggunakan sampan mencari rongsokan berharga di Sungai Citarum, daerah Batujajar, Kabupaten Bandung. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang pemulung menggunakan sampan mencari rongsokan berharga di Sungai Citarum, daerah Batujajar, Kabupaten Bandung. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggelar operasi militer selain perang untuk tangani berbagai permasalahan menyangkut Sungai Citarum.‬ Selama enam bulan kedepan, Pemprov dibantu TNI-AD akan fokus melakukan pembersihan di sungai paling panjang dan besar di Jawa Barat. Sehingga, diakhir tahun ini minimal sampah yang biasa menutupi Sungai Citarum sudah tidak terlihat.‬

‪"Jawa Barat akan lakukan operasi militer selain perang untuk membenahi Citarum. Karena dalam undang-undang di atur seperti itu," ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher, di Gedung DPRD Jabar, Jumat (25/3).

Menurut Aher, enam bulan ke depan pihaknya bersama TNI setiap hari membersihkan sungai termasuk penegakan hukum. Selain itu, Pemprov juga akan membentuk Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Citarum Bestari, agar penanganannya dapat lebih terarah. Seperti saat penanganan Waduk Jatigede, di Kabupaten Sumedang.‬

‪Karena, kata dia, Samsat itu akan diisi oleh unsur pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota, akademisi, dan penegak hukum. Berbagai masalah yang ada akan diinventarisasi untuk dicari solusi terbaiknya.‬ "Kita akan lebih serius lagi membenahi Citarum," katanya.‬

‪Aher mengatakan, ada dua masalah yang menjadi momok besar di sungai sepanjang 300 kilo meter tersebut. Pertama masalah banjir dan masalah pencemarannya, yang salah satunya adalah sampah.‬

‪Untuk penanganan banjir, kata dia, tentu diperlukan upaya teknis dan nonteknis. Perubahan kultur masyarakat yang disokong dengan pembangunan infrastruktur menjadi cara ampuh menangani masalah tersebut. Keberpihakan anggaran, juga diperlukan untuk penanganan masalah yang ada.‬

‪"Kemudian urusan Citarum bukan hanya banjir tetapi membangun kultur masyarakat," katanya.

Pemprov Jabar, kata dia,  ingin menghadirkan budaya baru, yaitu budaya menghormati sungai di samping membangun struktural kawasan sungai. Pihaknya pun, akan menyiapkan anggaran lebih untuk penanganan Sungai Citarum tahun ini. Meski tidak secara spesifik menjelaskan besaran anggaran yang dimaksud, yang jelas di perubahan anggaran akan diusulkan untuk penambahan anggaran penanganan Citarum.‬

‪"Kami akan terus fokus dan nanti di anggaran perubahan (anggarannya) tambah lagi," katanya.‬

‪Sungai Citarum, kata dia, keberadaanya sangat penting. Namun  sungai paling panjang di Jawa Barat tersebut kondisinya begitu memprihatinkan. Airnya kotor dan sangat tidak layak konsumsi.‬

‪Berdasarkan data yang dia miliki, di Jawa Barat baru 67 persen masyarakat yang dapat menikmati air bersih. Sisanya belum dapat dipastikan air yang dikonsumsinya layak atau belum.‬

‪"Khawatir masih mengkonsumsi air tidak steril, dan ini masalah yang harus diselesaikan dan penyelesainnya adalah menghargai air sejak awal mula dari hulu," katanya.‬

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement