Jumat 25 Mar 2016 14:59 WIB

Ratusan Unggas di Sukabumi Mati Mendadak

  Pedagang unggas membersihkan ayam sebelum menjual ke pasar, di kawasan Jakarta Timur, Jumat (11/1).
Foto: dokrep
Pedagang unggas membersihkan ayam sebelum menjual ke pasar, di kawasan Jakarta Timur, Jumat (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ratusan unggas, seperti ayam kampung dan lainnya yang berada di dua kecamatan yang di Kecamatan Kabandungan dan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mati mendadak.

"Dalam beberapa pekan terakhir ini ada ratusan unggas yang dipelihara warga seperti ayam kampung, bebek dan lain-lain mati mendadak. Kami belum mengetahui penyebabnya kematian massal unggas ini," kata Ketua RT 03 Desa Cikidang/Kecamatan Cikidang, Wawan kepada Antara di Sukabumi, Jumat (25/3).

Menurutnya, bahkan kematian unggas ini tidak hanya di wilayahnya saja, tetapi di RT tetangganya yang jumlahnya juga cukup banyak yakni mencapai puluhan ekor. Bangkai unggas yang mati itu dibuang oleh warga ke sungai dan sebagian ada yang dimanfaatkan dimakan, walaupun pihaknya sudah mengimbau agar warga tidak memakan unggas yang mati mendadak tersebut.

Namun, kematian massal unggas ini diduga karena faktor cuaca. Menurutnya,  tidak ada warganya yang sakit usai menyantap bangkai unggas tersebut. Selain itu, warga di daerahnya juga sudah terbiasa dengan kondisi kematian massal unggasnya ini, yang mereka sebut penyakit tetelo atau Newcastle Disease.

"Kami sudah memberikan imbauan kepada warga agar bangkai unggas yang mati itu tidak dikonsumsi dan dibuang ke sungai, tetapi dikubur untuk antisipasi penyebaran penyakit," tambah Wawan.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Harun Al Rasyid mengatakan dari hasil pemeriksaan kesehatan baik terhadap unggas dan warga di sekitar kandang tidak ditemukan adanya gejala flu burung.

Dari hasil pendataan yang dilakukan pihaknya ada dua kecamatan yang mengalami kejadian kematian masal unggas, yakni di Kecamatan Kabandungan dan Cikidang. "Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat untuk memantau perkembangan laporan kematian massal unggas ini, namun jika dilihat kejadian itu lebih dikarenakan kondisi cuaca, yang menyebabkan daya tahan tubuh unggas menurun," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement