REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 158 korban longsor yang terjadi di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis (24/3), sampai saat ini masih bertahan di tempat pengungsian di gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Clapar.
"Tanah longsor yang melanda rumah warga RT 3-5 RW I Desa Clapar sekitar pukul 19.00 WIB itu, terjadi lagi longsor sama pada Jumat (25/3) pukul 01.30 WIB, longsor ketiga pukul 06.00 WIB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (26/3).
Ia mengatakan musibah tanah longsor tersebut tidak ada korban jiwa, tetapi ada beberapa rumah yang mengalami kerusakan.
"Wilayah di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, memang rawan longsor. Kondisi geologi dan topografi secara alamiah memang mudah terjadi longsor," katanya.
Ia mengatakan longsoran terjadi pada area yang cukup luas yaitu lima hektare tanah bergerak sejauh 1,2 kilo meter. Tipe longsoran yang terjadi adalah longsoran merayap (Soilsecara) yang bergerak secara perlahan-lahan sehingga masyarakat dapat mengantisipasi melakukan evakuasi.
Longsoran yang terjadi pada Jumat (25/3) pagi menyebabkan sembilan rumah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dua rumah rusak ringan, dan 29 rumah terancam longsor susulan. Ia mengatakan akibat longsoran yang merusakkan beberapa rumah tersebut sebanyak 158 jiwa warga RT 3-5 RW 1 mengungsi ke SD Negeri 2 Clapar, Madukara.
Jumlah personel yang memberikan pertolongan kepada para korban tanah longsor tersebut sebanyak 300 orang gabungan dari BPBD Kabupaten Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Banser, PMI, Kodim 0704 Banjarnegara, Tagana, Bela Negara dan relawan dikerahkan untuk membantu evakuasi warga ke tempat yang aman.