Sabtu 26 Mar 2016 15:19 WIB

Duka Belanda, Sebelum dan Sesudah Laga

Rep: M. Nuryamsyi/ Red: Citra Listya Rini
Johan Cruyff
Johan Cruyff

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Laga di tengah duka. Mungkin kalimat tersebut tepat disandangkan pada laga persahabatan antara Belanda kontra Prancis di Amsterdam Arena, Amsterdam, Sabtu (26/3) dini hari. Laga uji coba ini dihelat dua hari usai meninggalnya legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff.

Momen penghormatan tak pelak tersaji khidmat di stadion kebanggaan Ajax Amsterdam tersebut. Aksi mengheningkan cipta digelar oleh kedua tim sebelum kick off. Penghormatan lain datang dari para pendukung tuan rumah, yang membentangkan spanduk mantan pemain Ajax dan juga Barcelona tersebut.

Namun, laga yang berlangsung dalam suasana duka tetap berjalan kompetitif sebagai mestinya. Kedua tim bermain terbuka dan saling jual beli serangan begitu peluit dibunyikan. Meski bertindak sebagai tuan rumah, tim tamu yang secara materi pemain lebih unggul justru lebih mendominasi permainan, terlebih di lini tengah, di mana Les Bleus yang dikomandoi Paul Pogba lebih sering menguasai permainan.

Unggul penguasaan bola, Prancis pun terlihat leluasa dalam melancarkan serangannya melalui kaki Dimitri Payet, Oliver Giroud, dan Antoine Griezman yang dipercaya Didier Deschamps untuk menggedor lini pertahanan tim Oranje tersebut.

Pada menit kelima, Payet yang sedang dalam performa terbaiknya di West Ham United, memberikan ancaman dengan tendangan dari jarak sekitar 20 meter, tapi masih dapat diamankan Cilessen. Namun, semenit berselang, kiper Ajax Amsterdam tersebut tak mampu menahan sepakan Griezmann melalui tendangan bebasnya. Tuan rumah tertinggal 0-1.

Prancis semakin perkasa setelah Giroud menggandakan keunggulan timnya pada menit ke-13 memanfaatkan tendangan pojok kreasi Matuidi. Gol ini tercipta hanya beberapa saat menjelang laga dihentikan sementara pada menit 14 untuk memberikan penghormatan bagi Johan Cruyff.

Sejatinya, Belanda bukan tanpa perlawanan. Meski terus kurang dapat mengembangkan permainan lantaran pressing ketat yang dilakukan Prancis, tim negeri Kincir Angin tersebut sempat memberi ancaman lewat sepakan Sneijder yang tendangan bebasnya masih melambung di atas mistar gawang Mandanda.

Belanda langsung tancap gas pada babak kedua. Dua menit usai peluit kick off berbunyi, Luuk de Jong berhasil memperkecil keadaan usai memanfaatkan bola muntah hasil sepakan Memphis Depay.

Ibrahim Afellay yang masuk menggantikan Virgil van Dijk membuat publik Amsterdam Arena bersorak usai membobol gawang Prancis pada menit 86, lagi-lagi lewat kreasi Depay. Affelay mempersembahkan golnya bagi sang legenda, terlihat dari selebrasinya dengan mengangkat tangan dan menggerakan jarinya yang bermakna 14, nomor punggung Johan Cruyff.

Nahas bagi Belanda, kegembiraan tidak berlangsung lama usai Matuidi menceploskan bola di pengujung laga memanfaatkan umpan apik dari Martial. Gol kemenangan yang dicetak pemain bernomor punggung 14 (Matuidi) begitu istimewa, mengingat laga ini dipersembahkan khusus bagi mendiang seorang legenda yang juga bernomor punggung 14, Johan Cruyff.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement