REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS -- Polisi bersenjata berat terus 'menyisir' lingkungan Brussels pada Jumat (25/3), dalam operasi terkait pengeboman pekan ini serta dugaan plot serangan baru di Prancis. Penyisiran dilakukan menghadapi kegelisahan Eropa menghadapi ketidakpastian mengenai berapa banyak ekstremis yang masih buron, di mana, dan kapan mereka akan melakukan penyerangan lagi.
Pada Jumat (25/3) sore, dua ledakan dan tembakan terdengar di distrik Schaerbeek di mana sebelumnya polisi menemukan bahan peledak dan bahan pembuat bom di sebuah apartemen yang digunakan oleh penyerang bunuh diri di Bandara Brussels. Sementara itu, pihak berwenang menegaskan salah satu penyerang di bandara merupakan pembuat bom yang merakit rompi peledak untuk serangan di Paris tahun lalu.
Identitas para korban mulai diumumkan ke publik. Para pejabat mengumumkan bahwa warga negara Amerika, Inggris, Jerman, Cina, Italia, Prancis, dan Belanda termasuk di antara korban tewas. Sebuah perburuan terus berlangsung, selama salah satu penyerang bandara yang tertangkap video pengawas melarikan diri belum ditemukan. Jaksa tidak mengatakan berapa banyak total penyerang atau berapa banyak kaki tangan mereka.
Tapi mereka mengatakan bahwa analisis DNA dan penyelidikan resmi telah mengkonfirmasi salah satu pelaku bom bunuh diri di bandara adalah Najim Laachraoui. Pria 24 tahun itu diduga sebagai pembuat bom yang DNA juga ditemukan di rompi bunuh diri dan bom yang digunakan dalam serangan Paris.
Kantor jaksa federal Belgia mengatakan, puluhan petugas bersenjata berat menyisir lingkungan Schaerbeek, Brussels. Itu merupakan penyisiran kedua di wilayah Schaerbeek dalam dua hari.
Salah seorang warga Marie-Pierre Bouvez mengatakan kepada Associated Press bahwa petugas memulai operasi sekitar 13.30 waktu setempat, ketika "dua ledakan besar" bergema di Schaerbeek. Hal itu berlangsung sekitar dua jam.
Bouvez mengatakan polisi terus mengepung wilayah itu. Polisi menurutnya, berteriak pada Bouvez untuk "kembali ke dalam" ketika dia mencoba untuk pergi ke jalan.
Walikota Schaerbeek Bernard Clerfayt mengatakan pada RTBF, penggerebekan terkait dengan serangan Brussels serta penahanan seorang pria pada Kamis di Perancis. Pihak berwenang mengatakan serangan dilakukan karena pria itu diduga merencanakan serangan baru.
Tersangka berusia 34 tahun diidentifikasi sebagai Reda Kriket. Ia diduga terkait dengan pemimpin serangan Paris, Abdelhamid Abaaoud.