REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Adisutjipto, Marsma Imran Baidirus, menyampaikan, sebagai salah satu penyelenggara Jogja Air Show (JAS), instansinya akan melakukan evaluasi terkait kecelakaan penerjun payung di Pantai Depok, Sabtu (26/3). Sementara, kegiatan pertunjukan hari ini dihentikan untuk mengecek kesiapan para penerjun.
"Insiden ini akan kita evaluasi. Kegiatan kita setop dulu," ujarnya saat jumpa pers di Rumah Sakit Harjolukito, Lanud Adisutjipto. Badairus menjelaskan, Sabtu pagi krunya telah melakukan sejumlah persiapan untuk terjun payung.
Sekitar pukul 08.00, sebanyak 44 penerjun terjun. Berdasarkan pengamatan petugas di lapangan, baik di udara maupun di daratan, semua penerjun berhasil loncat dari pesawat dengan normal. Bahkan, dalam menit-menit awal aktivitas udara tersebut tampak tidak mengalami masalah.
Menurut Badairus, korban kecelakaan Wika Milati Mulaningtyas (24 tahun) pun telah menjalankan prosedur pendaratan di air saat dirinya terjatuh di laut. Namun, ia mengakui, Wika mendarat tepat pada pecahan ombak gelombang besar.
"Karena itu, akhirnya Wika sempat tergulung ombak. Ketika itu Tim SAR cepat bergerak. Tapi, memang medannya susah sebab ombak cukup besar. Awalnya, korban berhasil diambil dan diselamatkan ke pantai," ujarnya. Saat di pantai, Wika masih bernapas, lalu dibawa ke rumah sakit di Bantul. Namun, tensi darahnya terus menurun sampai akhirnya meninggal dunia.
Badirus menuturkan, ketika berada pecahan arus, korban sempat tergulung ombak dengan kondisi parasut sudah terlepas. Ia mengemukakan, pada jam-jam insiden kecelakaan terjadi, arus air di Pantai Depok memang pasang.
Sebenarnya, kata Badairus, Wika sendiri cukup berpengalaman. Sebab, korban merupakan atlet yang sudah terlatih, bahkan telah melakukan terjun payung lebih dari 100 kali dan telah mengikuti water jump training.
"Kami juga sudah membekali Wika dengan kemampuan landing normal dan abnormal. Wika sudah melakukan semuanya sesuai prosedur," kata Badairus.
Ia pun mengatakan, akan melakukan investigasi kecelakaan. Apakah insiden tadi pagi terjadi karena masalah teknis atau bukan. Padahal, medan terjun sudah layak, dengan kondisi angin yang terkendali pada ketinggian 6.000 kaki. Sementara, parasut yang digunakan korban jatuh ke air.
Baca juga: Kesiapan Penerjun Dievaluasi Setelah Insiden di Jogja Air Show