REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Nusa Tenggara Barat, dr. H Mawardi Hamry dilaporkan hilang sejak tiga hari lalu. Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto mengaku sudah menerima laporan hilangnya Direktur RSUP NTB itu.
Kabar hilangnya dr Mawardi pertama kali dilaporkan ke polisi oleh anggota sekuriti bernama Sri Darmo yang sehari-hari bertugas di rumah dinas Direktur RSUP NTB tersebut. "Terkait hilang atau tidak, polisi masih melakukan penyelidikan," kata Heri.
Ia menjelaskan, dari laporan yang diterima, dr Mawardi diketahui tidak kembali ke rumah setelah pergi hari Rabu (23/3). Dari laporan tersebut, pihaknya langsung memeriksa sejumlah orang terdekatnya, terutama yang berada di rumah.
"Sudah enam orang kami periksa untuk menjadi saksi, termasuk sekuriti," jelas Kapolres.
Sementara itu, adik kandung dr Mawardi, Zulkifli Hamri menyatakan kakaknya meninggalkan rumah dinas dengan dijemput oleh seorang laki-laki sekitar pukul 17.35 Wita, Rabu itu. "Saat pergi hanya ada pembantu rumah dan sekuriti yang berjaga pada hari Rabu itu. Setelah dijemput (Rabu, 23/3) hingga Sabtu (26/3) dr Mawardi tidak kembali ke rumah," katanya.
Menurut Zulkifli, dirinya mengetahui kabar hilangnya dr Mawardi pada Kamis (24/3) setelah mendapat informasi dari keluarga. Atas informasi itu, dirinya langsung menuju ke Mataram dari Lombok Timur. "Sebelum menghilang tidak ada tanda-tanda aneh ataupun pesan dari dr Mawardi. Bahkan, pihak keluarga sudah putus kontak sejak Rabu malam," ujarnya.
Ia menambahkan, keluarga terus mencari kabar keberadaannya, namun hingga saat ini belum juga membuahkan hasil. "Kita sudah menghubungi 'hanpdhone'-nya, rekan-rekan kerja hingga keluarga yang ada di luar daerah termasuk di Jakarta. Tetapi belum ada informasi," katanya.
Keluarga belum mau berspekulasi lebih jauh tentang nasib anak kelima dari 11 saudara tersebut, apakah diculik atau ada faktor lainnya. Pihak keluarga berharap dr Mawardi dalam keadaan selamat.
"Kalau dikatakan hilang misterius, kita masih menunggu informasi dari aparat penegak hukum. Bagi keluarga semoga saja beliau pergi berlibur atau sedang bertugas, tetapi lupa menghubungi keluarga," kata Zulkifli.