REPUBLIKA.CO.ID, PALMYRA -- Dibantu Rusia, tentara Suriah terus menggencarkan serangan lawan ISIS di Palmyra, Sabtu (26/3). Pasukan gabungan itu pun mengambil alih kendali sejumlah distrik melalui serangan-serangan utama.
Siaran televisi menunjukan gelombang ledakan di dalam Palmyra dan asap membumbung tinggi dari bangunan di sana. Serangan berasal dari tank dan kendaraan bersenjata di area pinggiran Palmyra.
Syrian Observatory for Human Rights mengatakan ini adalah serangan terbesar dalam tiga pekan terakhir kampanye oleh militer Suriah dan sekutu. Pasukan hendak mengambil alih kota gurun tersebut dan membuka jalan menuju basis kuat ISIS di timur.
Direktur Observatory, Rami Abdulrahman mengatakan tentara Suriah dan sekutu telah mengambil alih sepertiga Palmyra, terutama di barat dan timur. Termasuk bagian kota tua dan reruntuhan era Roma. Pasukan juga bertempur di garda terdepan selatan.
Media Suriah dan saluran televisi Arab menyiarkan dari benteng abad pertengahan di lereng yang merupakan salah satu daerah yang diambilalih Suriah pada Jumat. Mereka mengatakan pasukan terus maju ke dalam Palmyra dan berhasil mengamankan sejumlah wilayah.
Jika berhasil mengambil alih sepenuhnya, maka ini akan jadi salah satu pencapaian terbesar sejak invasi Rusia membalikan keadaan. Palmyra diambil alih ISIS pada Mei 2015.
Kantor berita Rusia mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan yang mengatakan jet Rusia menyisir 40 wilayah di Palmyra dalam 24 jam terakhir. Pasukan melakukan 158 serangan udara menargetkan ISIS dan menewaskan lebih dari 100 militan.
Pengambilalihan Palmyra akan membuka jalan ke Suriah bagian timur tempat Euphrates Valley. Sebagian besar provinsi di sana, Deir al-Zor dan Raqqa dikuasai oleh ISIS.