REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merapatnya Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke pemerintah dinilai bukanlah strategi politik. Keputusan ini dipandang sebagai langkah abadi dan permanen.
"Bahkan ada indikasi setelah Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) selesai, Golkar akan masuk pemerintahan. Sementara PPP sendiri sudah menempatkan kadernya sendiri di kursi kabinet," kata Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI) Tri Joko Susilo di Jakarta, Senin (28/3).
"Dengan begitu, Koalisi Merah Putih (KMP) otomatis tidak ada. Hanya tinggal Partai Gerindra di luar pemerintahan," ujarnya.
Prabowo sendiri, kata Tri, biasanya menulis berjuang bersama Gerindra dan KMP di akun Twitter-nya. Namun kini kalimat tersebut berubah, tinggal kalimat berjuang bersama Gerindra saja yang tertera di sana.
Menurut HMPI, Golkar dan PPP melihat Prabowo tetap sulit mengalahkan Jokowi di masa mendatang. Untuk itu agar masa depannya tidak suram, Golkar dan PPP pun keluar dari KMP.
Ia menambahkan, Golkar membutuhkan sosok yang diterima rakyat dan kader serta bisa menempatkan dengan baik kepentingan keduanya di depan pemerintahan legal hasil pilihan rakyat.