REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desakan agar Ketua Komite Nobel Norwegia, Mr Thorbjorn Jagland, mencabut Nobel Perdamaian dari Aung San Suu Kyi menyebar di media sosial di Indonesia, Senin (28/3).
Desakan tersebut berasal dari para aktivis demokrasi di Indonesia yang memprotes sikap rasial Suu Kyi terhadap presenter BBC Today yang jua seorang Muslim, Mishal Husain, pada 2013 lalu. (Baca: Lecehkan Presenter Muslim, Aktivis Suarakan Cabut Nobel Suu Kyi)
Petisi pencabutan Nobel Perdamaian Suu Kyi ini diprakarsai oleh Emerson Yuntho dan Hamid Basyaib. Kini, lebih dari 50 orang ikut mendukung petisi ini dari penggiat demokrasi Indonesia.
Beberapa nama tersebut, di antaranya Zainal Arifin Mochtar, Goenawan Mohammad, Fajar Riza Ul Haq, Ray Rangkuti, Ulin Yusron, Yunarto Wijaya, M Guntur Romli, hingga Andrinof A Chaniago.
Ini isi lengkap petisi daring tersebut:
"Kepada
Mr. Thorbjorn Jagland
Ketua Komite Nobel Norwegia
Cabut Nobel Perdamaian untuk Aung San Suu Kyi
“Tak seorang pun memberi tahu bahwa saya akan diwawancara oleh seorang muslim”
Pernyataan ini disampaikan Aung San Suu Kyi usai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain pada tahun 2013. Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain mengenai penderitaan yang dialami oleh umat muslim di Myanmar.
Suu Kyi juga diminta mengecam mereka yang antimuslim dan melakukan berbagai tindak kekerasan sehingga umat muslim suku Rohingya terpaksa meninggalkan Myanmar. (Dikutip dari Buku Biografi berjudul “The Lady and The Generals – Aung San Suu Kyi and Burma’s Strunggle for Freedom” yang ditulis oleh Peter Popham, jurnalis The Independent)