REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi mengaku telah mendapatkan surat peringatan dari Pemerintah Tiongkok terkait akan masuknya banyak etnis Uighur untuk bergabung dengan kelompok Santoso, di Poso.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memahami akan adanya etnis Uighur bergabung dengan kelompok Santoso. Sebab, kata Badrodin, terdapat komunikasi intensif antara orang yang bisa berkomunikasi dengan orang Suriah.
"Memang di Suriah ada perwakilan Uighur yang bisa mengirimkan ke mana dia harus ditempatkan," ujar Badrodin, di PTIK, Jakarta Selatan, Senin (28/3).
Kendati demikian, kata mantan Kapolda Jawa Timur, tidak hanya etnis Uighur yang perlu diantisipasi. Peluang untuk bergabung dengan Santoso bisa datang dari negara lain selain Tiongkok.
Karena itu, pengamanan secara ketat akan dilakukan terkait surat peringatan dari Tiongkok tersebut. Razia di pintu masuk ke Poso juga akan diperketat. "Perlu juga kerja sama dengan kepolisian negara lain untuk bisa antisipasi," kata Badrodin.
Saat ditanya terkait peran etnis Uighur yang dalam kelompok Santoso, Polri belum mengetahuinya. Namun, Badrodin memastikan bahwa terdapat etnis Uighur yang sudah bergabung dengan Santoso.
Baca juga, Kapolri: Perburuan Santoso Diperpanjang.
Uighur merupakan etnis yang kerap didiskriminasi oleh Pemerintah Cina. Mayoritas etnis Uighur beragama Islam.