REPUBLIKA.CO.ID, BURMA – Di tengah kecaman para aktivis hak asasi manusia (HAM) atas tindakannya yang dinilai rasis, Aung San Suu Kyi justru dinobatkan sebagai pemimpin terbesar ketiga di dunia oleh majalah Fortune.
Perdana Menteri Myanmar yang sudah berusia 70 tahun itu menduduki urutan ketiga setelah bos Amazon.com Jeff Bezos dan Kanselir Jerman Angela Merkel yang berada di posisi pertama dan kedua secara berurutan.
Suu Kyi terkenal dengan perjuangannya dalam memperjuangkan demokrasi di Myanmar, dengan memilih untuk tetap tinggal di negara meskipun menjadi tahanan rumah di bawah pengawasan junta militer yang berkuasa.
“Suu Kyi telah menunjukkan dirinya sebagai seorang pemimpin. Kesediaannya untuk hidup di jalan yang benar dengan cara apa pun merupakan kekuatan yang luar biasa untuk kebaikan,” demikian majalah Fortune menyebut Suu Kyi, seperti dikutip dari Asian Correspondent, Senin (28/3).
Sementara itu, kekaguman tersebut juga menuai kontroversi dari beberapa pihak. Sikap rasial Aung San Suu Kyi terhadap presenter BBC yang juga seorang Muslim saat wawancara pada 2013 lalu, menuai banyak protes bagi aktivis kemanusiaan. Pernyataan rasis Suu Kyi tersebut disampaikannya seusai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain, pada 2013 lalu.
Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain mengenai penderitaan yang dialami oleh umat Muslim di Myanmar. Wawancara yang terjadi pada 2013 ini baru dipersoalkan sekarang karena biografi Suu Kyi yang ditulis oleh Peter Popham.
Seperti dikutip the Independent, Suu Kyi terdengar marah-marah dan mengatakan, "Tidak ada yang memberitahuku akan diwawancarai oleh seorang Muslim," dalam buku biografi karya Peter Popham yang terbit baru-baru ini.