Selasa 29 Mar 2016 04:48 WIB

Dukungan Petisi Online Cabut Nobel Suu Kyi Tembus 16 Ribu

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Aung San Suu Kyi
Foto: Khin Maung Win/AP
Aung San Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya dalam hitungan jam, petisi online untuk mendesak pencabutan nobel perdamaian Aung San Suu Kyi di Change.org bertambah hingga 16 ribu lebih pendukung, pada Selasa (29/3) pukul 00.30 WIB. Padahal tiga jam sebelumnya seperti diberitakan Republika.co.id pada pukul 20.30 WIB baru 7 ribu yang mendukung petisi yang berjudul 'Take back Aung San Suu Kyi's Nobel Peace Prize' ini.

Itu artinya, petisi yang dinisiasi oleh Emerson Yuntho dan para aktivis demokrasi di Indonesia itu dalam waktu singkat banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Seperti diungkap salah satu komentar petisi Fitria Apriyanti, "Saya menandatangani petisi ini karena saya tidak mau ada kerasisan dalam sebuah arti perdamaian," ungkapnya.

Hal sama juga diungkapkan pendukung petisi lainnya Muhammad Rifqi Ichsanul Hakim yang kecewa terhadap pernyataan Suu Kyi tersebut. "Seorang Pemenang nobel perdamaian harusnya menyerukan pesan perdamaian!"

Dalam petisi online di Change.org, beberapa tokoh terkenal ikut mendukung pencabutan nobel perdamaian tersebut. Beberapa di antaranya, jurnalis senior Goenawan Mohammad, Whisnutama pemilik Net Media, politikus PAN Didik J Rachbini, pengamat politik Fachru Ali, mantan Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dan politikus PPP Suharso Monoarfa.

Diketahui, desakan pencabutan nobel perdamaian Suu Kyi ini mendapatkan perhatian publik setelah media Inggris, The Independent mengungkap sikap rasial Suu Kyi. Pernyataan rasial Aung San Suu Kyi tersebut disampaikannya usai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain, pada 2013 lalu. Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain mengenai penderitaan yang dialami Muslim di Myanmar.

Wawancara yang terjadi pada 2013 ini baru dipersoalkan sekarang karena biografi Suu Kyi yang ditulis oleh Peter Popham. Seperti dikutip The Independent, Suu Kyi terdengar marah-marah dan mengatakan "Tidak ada yang memberitahuku akan diwawancarai oleh seorang Muslim," dalam buku biografi karya Peter Popham baru-baru ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement