REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Serangan bersenjata dan teror bom di Paris akhir tahun lalu menyisakan trauma bagi masyarakat di negara itu. Pelatih timnas Prancis Didier Deschamps mengakui, trauma itu pun masih lengket di benak para pemainnya.
Sebab salah satu titik serangan ketika itu adalah Stade de France yang menjadi markas kesebelasan si Ayam Jantan. Ketika serangan berlangsung, Prancis melakoni laga persahabatan kontra Jerman pada November lalu.
Meski begitu, Deschamps menegaskan tak ada alasan bagi timnya untuk menjadikan trauma tersebut sebagai bentuk ketakutan. Les Bleus, kata dia, harus memutus ketakutan tersebut saat menjamu Rusia di Stade de France, Rabu (30/3) dini hari WIB.
"Kamu jangan lupa dengan kejadian itu. Tapi kamu juga harus bergerak maju," kata Deschamp dalam konferensi pers seperti dikutip AFP, Selasa (29/3).
Pelatih 47 tahun itu mengatakan laga di Stade de France ini akan menjadi bukti bahwa Prancis tetap aman. (Baca juga: Pelatih Portugal: Sepak Bola tak Takut Teror)
Kiper Prancis Hugo Lloris menambahkan rekan-rekannya tak ada yang membicarakan penyerangan bersenjata itu. Tapi, kata dia, akan selalu ada ingatan terhadap momen buruk tersebut.
"Penting kembali ke Stade de France untuk menemukan titik referensi dan kepercayaan diri," ujar dia.